PENGANTAR
Bismillahirrachmanirrachim.
Pertama-tama
penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, bahwa pada akhirnya buku
ini dapat diterbitkan oleh Badan Penerbit PT Intermedia Personalia Utama (IPU).
Penulisan buku
ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa dalam mempelajari metodologi
penelitian bisnis dan manajemen. Sasaran pembaca buku ini adalah mahasiswa
program Sarjana Strata Satu (S-1), Magister (S-2) dan Doktor (S-3) yang sedang
menyiapkan diri untuk menulis skripsi, tesis dan disertasi. Sasaran lain adalah
masyarakat luas yang berminat mendalami penelitian di bidang bisnis dan manajemen.
Pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada
semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini.
Penulis
menyadari masih terdapat berbagai kekurangan dalam penulisan buku ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan diterima dengan
senang hati demi penyempurnaan buku ini di masa mendatang.
Jakarta,
12 Januari 2013
Prof.
Dr. H. Dr. Siswoyo Haryono, MM, MPd.
Prof. Dr. H. Siswoyo Haryono, MM, MPd
METODOLOGI
PENELITIAN
BISNIS & MANAJEMEN
TEORI
DAN APLIKASI
Dilengkapi
Contoh Hasil Penelitian Analisis Regresi, Jalur dan SEM dengan program SPSS dan
AMOS Versi 18.00.
ISBN : 979-99557-0-X
METODOLOGI PENELITIAN MANAJEMEN
Teori dan Aplikasi
Oleh : Prof. Dr. H. Siswoyo Haryono, MM, MPd
Edisi Pertama : 1 November 2004.
Edisi Kedua : 1 November 2007
Edisi Ketiga : 1 Januari 2011
Edisi Keempat : 1 November 2012
Edisi kelima : 1 Januari 2013
© Diterbitkan oleh Badan Penerbit PT. Intermedia
Personalia Utama.
Alamat Penerbit :
Jl. Duta Bumi Raya No. 1 Kota Harapan Indah,
Bekasi, Jawa Barat 17131
Telp.
021-88877209, Fax. 021-88983906,
Penyusun :
Dwi
Purwanto, SE
Penyunting : Hamid
Mintardja, SE
Tim kreatif : Senja
Anggi Pratama
© Hak Cipta dilindungi
Undang-undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau
seluruh buku ini dalam bentuk apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.
BAB 1
PENGERTIAN
PENELITIAN
A. Pengantar.
M
|
elakukan penelitian bagi penduduk di negara berkembang
seperti Indonesia belum merupakan kegiatan utama dalam kegiatan sehari-hari baik
di dunia usaha, pemerintah maupun perguruan tinggi. Kendala yang dihadapi diantaranya
rendahnya ketersediaan dana, sarana dan prasarana, pengetahuan tentang
penelitian, kesadaran akan manfaat penelitian,
persepsi dan apresiasi terhadap profesi peniliti yang dianggap sebagai profesi
“kering”. Hal ini lebih diperparah lagi dengan adanya kendala budaya (cultural
constraints). Dengan kata lain, kondisi saat ini bolehlah dikatakan bahwa
bangsa Indonesia belum bersifat “research minded”. Tidak seperti di negara-negara maju, mereka
memiliki filosofi : “kalau bisa membuat mengapa harus membeli”, tapi sebaliknya
di Indonesia, terjadi fenopmena “kalau bisa membeli mengapa harus membuat?”.
Budaya seperti ini yang menjadikan kita bersifat konsumtif, dan tidak ada
kreativitas khususnya dalam bidang penelitian.
Penelitian sebenarnya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dan sangat penting arti dan peranannya dalam organisasi pada
kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif ini. Organisasi modern tentu
saja akan selalu berusaha meningkatkan
atau setidak-tidaknya mempertahankan market share (kerajaan pasar) yang
telah dicapai. Strategi competitive advantage maupun comparative
advantage yang diterapkan organisasi dalam rangka “continuous improvement” untuk menjaga
komitmen kualitas layanan terhadap konsumen tentu memerlukan penelitian bisnis
yang seksama dan mendalam.
Beberapa perusahaan multinasional seperti Sony Corp,
Hawlet Packard (HP), Microsoft, Toyota Corp, Motorolla, dan lain-lain
sedikitnya mengalokasikan 20 % keuntungannya untuk penelitian dalam rangka
pengembangan produk, tes pasar, pengendalian kualitas, serta bentuk-bentuk
usaha lain yang berkaitan dengan upaya continuous improvement.
Sementara untuk kalangan negara-negara maju seperti Jepang,
Korea Selatan, USA, Canada, negara-negara Eropa dan Australia penelitian murni
(basic/pure research) maupun
terapan (Applied Research) yang dilakukan di pusat-pusat penelitian atau
perguruan tinggi selalu dilakukan secara intensif. Kita lihat bagaimana para
ilmuwan di negara-negara maju terus menerus mencoba meneliti obat anti virus
HIV/AIDS, bagaimana para peneliti di badan antariksa USA (NASA) untuk mencoba
mendaratkan astronotnya di planet yang terdekat dengan bumi kita “Mars” dengan
pesawat berawak, setelah berhasil mendaratkan Neil Amstrong, orang pertama yang
mendarat di satelit alam “bulan” dengan Apollo 11. Demikian juga China, Iran
dan India.
Berkaitan dengan penelitian di perguruan tinggi atau
penelitian yang bersifat akademis, ditemukan beberapa permasalahan yang
dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan penelitiannya, entah itu skripsi untuk
sarjana (S1), tesis untuk magister (S2) maupun disertasi untuk doktor (S3). Data
statistik yamg dikutip Stenderg (1985 : 6) dari Digest of Education
Statistics, National Census for Education Statistics, USA, (1979 : 95) bahwa
petumbuhan mahasiswa program doktor (S3) di USA yang sudah wajib menulis
disertasi pada tahun akademik 1976 sebanyak 142,265 mahasiswa. Dengan kenaikan
1,5% per tahun, maka pada tahun 1981 jumlahnya membengkak menjadi 152,935
mahasiswa. Kategori terbesar adalah mahasiswa program pendidikan (60,000
mahasiswa), disusul ilmu sosial (23,000 mahasiswa), psikologi, sastra, public
affairs dan jasa (13,000 mahasiswa), ter-rendah adalah komunikasi, ekonomi
dalam negeri, dan perpustakaan sekitar 2,000 mahasiswa. Komposisi mahasiswa
perempuan yang lulus program Doktor (S3) di USA pada tahun 1973 adalah 30% dan
meningkat menjadi 37% pada tahun 1978. Padahal jumlah mahasiswa yang masuk
program Doktor (S3) pada tahun 1976 terdiri dari 116,806 laki-laki, dan 116,251
perempuan atau 50% banding 50%. Jadi mahasiswa laki-laki mendominasi tingkat
kelulusan program Doktor di USA pada tahun 1979 – 1980-an.
Produktivitas secara keseluruhan perguruan tinggi di USA
dalam menghasilkan lulusan Doktor pada tahun 1979 adalah 19,760 dari total
50,000 mahasiswa. Secara total persentasinya hanya mencapai 40%. Rendahnya
tingkat produktivitas perguruan tinggi di USA disebabkan oleh tingginya angka
jumlah mahasiswa yang belum lulus disebabkan belum berhasil menyelesaikan
penelitiannya. Meskipun seluruh kegiatan akademik (academic work) telah
berhasil mereka selesaikan, namun disertasi mereka belum berhasil diselesaikan.
Jika pada akhirnya nasib mereka kurang beruntung, kelompok mahasiswa ini yang
disebut sebagai mahasiswa ABD (All But Dissertaion) kemungkinan besar
akan dapat menjadi mahasiswa yang gagal atau kalau tidak mau disebut gagal,
maka akan menjadi mahasiswa “abadi”. Menurut Davis dan Parker (1997 : 16-18)
Gambar
1.1. Perkiraan Distribusi
Jumlah Halaman Untuk Disertasi Doktoral
Bidang Ilmu-Ilmu Sosial Dan Humaniora.
Gambar
1.2. Estimasi Jumlah
Halaman Disertasi Doktoral
Dalam Diagram Plot Distribusi Kurva Normal.
Gambar
1.3. Estimasi Jumlah Bulan Aktual Dari Mulai
Mencari
Topik Sampai Selesai Disertasi Doktoral.
Produktivitas pendidikan di Indonesia digambarkan dengan
sedikitnya populasi peneliti atau doktor yang dimiliki. Sebagai perbandingan,
Israel pada saat ini memiliki 16,500 Doktor per satu juta penduduk, sementara
Indonesia hanya memiliki 65 Doktor per satu juta penduduk (Dirjen Dikti dalam
Suyanto, 2000 : 4).
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
penelitian memegang fungsi dan peranan yang sangat penting baik bagi dunia
usaha, pemerintah, masyarakat maupun perguruan tinggi. Khusus bagi mahasiswa di
perguruan tinggi, pemahaman akan pengetahuan (knowledge) dan
keterampilan (skills) penelitian akan sangat membantu dalam proses
penyelesaian studinya. Sebab, kelemahan dan kekurangan pokok yang sering dijumpai mahasiswa di Indonesia pada umumnya
adalah malas menulis atau melakukan penelitian untuk kelengkapan persyaratan akademis
seperti : skripsi, tesis atau bahkan
disertasi sekalipun. Padahal menulis
skripsi, tesis atau disertasi yang merupakan bentuk laporan hasil penelitian,
merupakan faktor penentu atau kunci utama agar sukses (key success factors)
dalam studi.
Untuk membantu para mahasiswa dalam memahami secara
mendalam dan praktis, baik secara ilmu pengetahuan (science) maupun
secara praktikal dalam membangun skills penelitian itulah buku ini
disusun agar program studinya dapat diselesaikan tepat waktu.
B.
Pengertian
Penelitian.
Untuk
memahami suatu disiplin ilmu secara seksama, seseorang harus memahami terlebih
dahulu terminologi atau batasan tentang disiplin ilmu tersebut. Dengan memahami
batasan-batasan atau definisi suatu disiplin ilmu, seseorang yang akan
mempelajarinya akan mendapatkan persepsi yang holistis (menyeluruh) sehingga
didapat gambaran yang baik dan benar. Dengan demikian, seseorang akan memiliki
jalan masuk (entry point) untuk memulai mempelajari suatu disiplin ilmu.
Apabila
kita membaca berbagai buku tentang penelitian, maka akan dijumpai berbagai
istilah : penelitian (research), metode penelitian (research method) dan
metodologi penelitian (research methodology). Beberapa sumber menjelaskannya sebagai berikut :
1.
Research
is a careful study and investigation, especially in order to discover new facts or information (Hawkins, Weston dan
Swannel, 1991 : 548).
2.
Research is simply the progress of finding solutions
to a problem after thorough study and analysis of the situational faktors
(Sekaran, 2003 : 3).
3.
Scientific
Research is a sistematic, controlled, empirical, and critical investigationof
hypothetical propositios about the presumed relations among phenomena.
4.
Research
ethic : Unethical research is morally wrong, can affect the image of form and
management, lead to poor quality data and ultimately poor decision
(Davis, 1996 : 6).
5.
Research
is a sistematic inquiryaimed at providing information to solve problems (William and Donald, 1995 : 11).
6.
Research
(Penelitian) adalah penyelidikan atau percobaan khususnya untuk menemukan dan
menafsirkan fakta, memperbaiki teori atau hukum dengan berpegang pada fakta
baru atau menerapkan fakta, teori atau hukum yang baru atau sudah diperbaiki tersebut (Guritno, 1993 : 353).
7.
Penelitian dapat diartikan
sebagai suatu penyelidikan yang terorganisasi yang bertujuan untuk mengubah
kesimpulan yang telah diterima ataupun mengubah dalil-dalil dengan adanya
apliksasi baru dari dalil-dalil tersebut. Penelitian merupakan suatu pencarian
pengetahuan dan pemberiartian yang terus menerus terhadap sesuatu secara
hati-hati dan kritis (Umar, 1996 : 5).
8.
Research
secara lexical berarti mencari atau memeriksa kembali. Research adalah suatu pemeriksaan atau
pengujian yang teliti dan kritis dalam mencari fakta atau prinsip-prinsip
penyelidikan yang berguna memastikan suatu hal. Penelitian adalah suatu usaha
untuk menemukan suatu hal menurut metode ilmiah, sehingga penelitian memiliki
tiga unsur penting : sasaran (objectives),
usaha untuk mencapai sasaran
(efforts to achive the objectives) dan metode ilmiah (scientific method) (Umar, 1999 : 59).
9.
Penelitian atau Penyelidikan adalah
suatu tindakan yang dilakukan dengan sistematik dan teliti, dengan tujuan
mendapatkan pengetahuan baru atau mendapatkan susunan dan tafsiran yang baru
dari pengetahuan yang telah ada, di mana sikap orang yang bertindak itu harus
kritis dan prosedur yang digunakan harus lengkap (Daniel, 2002 : 5).
10.
Penelitian adalah penyaluran hasrat ingin tahu manusia dalam taraf keilmuan.
Manusia selalu ingin tahu sebab-musabab dari satu atau lebih akibat. Hasrat
ingin tahu manusia (curiousity) yang tak pernah kunjung padam inilah
yang mendorong kegiatan penelitian.
11.
Setiap kegiatan penelitian pada dasarnya
berisi dua bagian pokok, yaitu “pertanyaan” yang diajukan dan “jawaban” yang
ingin dicari atas pertanyaan itu. Unsur-unsur dalam suatu penelitian terdiri
atas “satu persoalan atau lebih,
sejumlah alternatif jawaban, dan pengumpulan serta penelitian data untuk megarahkan
pada pilihan atas sejumlah alternatif jawaban tersebut” (Djarwanto,
1990 : 5).
12.
Penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap
sesuatu/masalah dengan perlakuan tertentu (seperti memeriksa, mengusut,
menelaah dan mempelajari secara cermat, dan
sungguh-sungguh sehingga diperoleh sesuatu seperti mencapai kebenaran,
memperoleh jawaban, pengembangan ilmu pengetahuan, dan sebagainya (Hasan,
2002 : 9).
13.
Penelitian adalah terjemahan dari kata
dalam bahasa Inggris “research” yang berarti usaha atau pekerjaaan untuk mencari kembali yang dilakukan
dengan suatu metode tertentu dan dengan cara hati-hati, sistematis serta
sempurna terhadap permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan
atau menjawab problemnya (Subagyo, 1997 : 2).
14.
H.L. Manheim dalam Subiyanto (2000 : 1)
menyatakan penelitian adalah “… the
carefull, diligent, and exhaustive investigation of a scientific subject
matter, having as its aim the advancement of mandkind’s knowledge”.
15.
Penelitian ialah kegiatan untuk memilih judul, merumuskan persoalan, kemudian diikuti
dengan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan
dengan metode ilmiah secara efisien dan sistematis yang hasilnya berguna untuk
mengetahui suatu keadaan/peristiwa dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan
atau untuk membuat keputusan dalam rangka pemecahan persoalan
(Supranto,1991 : 9)
C. Pengertian Metode dan Metodologi
Penelitian.
1. Metode
Penelitian.
Sementara
ini banyak orang mencampuradukkan pengertian antara metode penelitian dengan
metodologi penelitian, sehingga masih sering dijumpai dalam salah satu bab dari
hasil karya tulis atau penelitian berjudul metodologi penelitian, padahal
isinya adalah metode penelitian. Dengan penjelasan tersebut, dapat dibedakan
apakah yang akan ditulis metode penelitian atau metodologi penelitian pada
setiap karya ilmiah yang dikerjakan.
Menurut
pengertian orang ramai atau orang kebanyakan, kadang-kadang istilah metode
penelitian dan metodologi penelitian tidak dibedakan secara berarti. Kemungkinan
istilah tersebut dipertukarkan sesuka hati, serta penggunaannya sama sekali
tidak diperhatikan. Pada suatu saat kemungkinan akan digunakan istilah metode
penelitian, pada saat yang lain kemungkinan akan digunakan istilah metodologi
penelitian untuk menjelaskan maksud atau kondisi yang sama.
Secara
umum, pengertian metode penelitian (research method) adalah suatu metode
atau cara tertentu yang dipilih secara spesifik untuk memecahkan masalah yang
diajukan dalam sebuah penelitian. Sebenarnya banyak cara atau metode yang
dilakukan untuk melakukan sebuah penelitian, namun untuk memenuhi syarat parsimony (cara yang paling efisien
dalam sebuah penelitian) untuk mengatasi kendala-kendala yang dilakukan
peneliti namun masih tetap dijaga ciri khas penelitian yaitu adanya karakter
keilmiahan, serta validitas dan reliabilitas, maka metode penelitian tertentu
harus dipilih dan diterapkan secara spesifik. Cara atau metode dapat
menjelaskan bagaimana penelitian itu dilakukan, bagaimana data itu diperoleh,
dengan metode statistik khusus apa data dianalisis, bagaimana menguji suatu
hipotesis penelitian, dan kalau menggunakan metode elektik (metode gabungan
terbaik dari beberapa metode penelitian), maka bagaimana penelitian secara
spesifik dilakukan.
Metodologi
Penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu, dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi,
metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara
seksama untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian metodologi penelitian (research
methods) adalah ilmu yang menerangkan bagaimana sebaiknya dan seharusnya
penelitian itu dilaksanakan. Jadi, metode
penelitian akan datang kemudian setelah seorang peneliti memahami secara
benar-benar ilmu meneliti itu sendiri (metodologi penelitian), yaitu
bagaimana sebuah penelitian harus dilakukan agar memenuhi kaidah-kaidah
keilmiahan (scientifical reasoning).
Dalam
berbagai buku tentang penelitian dijumpai berbagai definisi atau batasan akan
istilah-istilah metode penelitian (research method) dan metodologi
penelitian (research methodology). Untuk lebih memperkaya khasanah
pengetahuan tentang definisi atau batasan serta persamaan atau perbedaan
istilah metode penelitian dan metodologi penelitian, beberapa sumber menjelaskannya sebagai berikut :
Metode
Penelitian menurut Subagyo (1997 : 2) adalah
“suatu cara atau jalan untuk mendapatkan kembali pemecahan terhadap segala
permasalahan yang diajukan. Di dalam penelitian diperlukan adanya beberapa
teori untuk membantu memilih salah satu metode yang relevan terhadap
permasalahan yang diajukan, mengingat bahwa tidak setiap permasalahan yang
diteliti tentu saja berkaitan dengan kemampuan si peneliti, biaya dan lokasi.
Pertimbangan tersebut mutlak diperlukan,
dan penelitian tidak dapat
diselesaikan dengan sembarang metode penelitia”.
Sedangkan
menurut Sugiyono (1999 : 1) Metode Penelitian adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional artinya bahwa penelitian dilakukan dengan
cara-cara yang masuk di akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Empiris artinya bahwa cara-cara yang
yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan (Bandingkan : hal-hal yang
dilakukan paranormal). Sistematis artinya
proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu
yang bersifat logi”.
2. Metodologi Penelitian
Pengertian
metodologi penelitian menurut Hidayat dan Sedarmayanti (2002 : 25)
adalah pembahasan mengenai konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan
kekurangan, yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yang
digunakan. Pengetian metodologi adalah “pengkajian terhadap langkah-langkah dalam menggunakan sebuah metode”. Sedangkan pengertian metode
penelitian adalah mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang
digunakan dalam penelitiannya. Metodologi adalah metode ilmiah yaitu
langkah-langkah yang sistematis untuk memperoleh ilmu, sedangkan metode adalah
prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis
tersebut. Langkah-langkah sistematis yang dimaksud adalah :
a.
Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.
b.
Menyusun kerangka berfikir.
c.
Merumuskan hipotesis.
d.
Melakukan pembahasan.
e.
Membuat kesimpulan dan saran.
Sedangkan
metodologi penelitian yang didefinisikan Teguh (1999 : 9) adalah “ilmu atau studi yang
berhubungan dengan penelitian, sedangkan penelitian (research)
menunjukkan kegiatan pelaksanaan dari metodologi penelitian. Pelajaran yang
memperbincangkan metode-metode ilmiah untuk research tersebut disebut
Metodologi Penelitian. Penelitian merupakan penyaluran hasrat ingin tahu (curiousity)
manusia dalam taraf keilmuan”.
Selanjutnaya metodologi
penelitian menurut Hillway (1956 : 5) adalah “a method of study by which,
through the careful and exchausative of all ascertainable evidance bearing upon
a definable problem, we reach a solution to the problem”.
Metodologi Penelitian adalah
ilmu tentang metode, dan bilamana dirangkai menjadi Metodologi Penelitian,
maknanya adalah ilmu tentang metode yang dapat dipergunakan dalam melakukan
kegiatan penelitian. Metodologi Penelitian juga dapat diartikan sebagai ilmu untuk mengungkapkan dan
menerangkan gejala-gejala alam dan gejala-gejala sosial dalam kehidupan
manusia, dengan mempergunakan prosedur kerja yang sistematis, terartur, tertib
dan dapat dipergunakan secara ilmiah (Nawawi,
1994 : 8).
Pendapat Soehardjo (2003 : 32) metodologi adalah bagian dari
estimologi (sub-field of estimology), disebut sebagai ilmu untuk
menemukan (the science to find out). Sedangkan metode adalah cara untuk
menemukan atau cara berbuat.
D. Tujuan dan Peranan Penelitian
Suatu penelitian dilaksanakan
tentu saja karena memiliki tujuan yang jelas. Kesulitan besar yang sering
dihadapi manajer dalam mengambil keputusan bisnis adalah adanya ketidakpastian (uncertainty)
atas pilihan alternatif yang ada. Apabila semua proses bisnis sudah jelas,
maka sebenarnya tidak perlu lagi dilakukan penelitian bisnis (business
research). Karena adanya ketidakpastian atas out comes yang ingin
dicapai, maka perlu dilakukan strategi-strategi tertentu untuk meminimalkan
kendala-kendala biaya, waktu dan tempat. Bagi dunia bisnis, penelitian
dilakukan karena memiliki beberapa tujuan diantaranya : untuk meningkatkan
nilai penjualan, untuk meningkatkan market
share, untuk menguji kemampuan atau daya beli pasar, untuk memilih
investasi mana yang paling menguntungkan, untuk mengendalikan atau mengontrol
kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.
Bagi dunia pendidikan,
khususnya dunia perguruan tinggi, penelitian merupakan budaya perguruan tinggi (corporate
culture) yang menjadi “roh” atau nyawa bagi eksistensi sebuah perguruan
tinggi. Maka sebuah perguruan tinggi yang baik, dapat diukur dari berapa judul
penelitian yang dilakukan per tahun akademik, bukan berapa jumlah lulusan yang
dihasilkan per periode tertentu. Perguruan tinggi yang berkualitas juga dapat
dilihat dari temuan-temuan atas hasil penelitiannya. Perguruan tinggi tanpa
melakukan penelitian bagaikan kelompok musik atau penyanyi professional yang
tidak pernah manggung, atau bagaikan petani yang tidak pernah mengolah lahan
pertaniannya.
Kalau lembaga penelitian,
misalkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pusat Statistik (BPS)
atau Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tentu akan dilihat berapa
jumlah Ahli Peneliti Utama-nya (APU). Mengingat pentingnya kegiatan penelitian
bagi dunia pendidikan tinggi, maka beberapa Universitas telah menjadikan pola
ilmiah pokok mereka sebagai Universitas Peneliti (Research University).
Dengan konsep research university, maka akan terjadi mutual
undestanding yaitu sebuah kerja sama yang saling menguntungkan serta
menjadi jembatan emas yang menghubungkan dunia usaha dengan perguruan tinggi.
Perguruan tinggi akan mendapat dana yang tidak sedikit dari jasa riset yang
dilakukan, serta dunia usaha akan mendapatkan data serta keputusan yang pasti
untuk membuat strategi bisnisnya.
Beberapa
penulis buku yang mengulas tentang penelitian, biasanya selalu memberikan
beberapa maksud, tujuan serta peranan penelitian. Untuk lebih memperkaya
khasanah pengetahuan tentang maksud, tujuan serta peranan penelitian, beberapa penulis menjelaskannya sebagai berikut :
1. Tujuan penelitian
Menurut
Rangkuti (1997 : 1) tujuan penelitian adalah :
a. Untuk mendapatkan informasi yang akurat
sehingga dapat menjelaskan secara obyektif kenyataan yang ada.
b.
Bebas
dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Find it and tell
it like it as.
Sedangkan menurut Hasan (2002 : 16)
terdapat sedikitnya empat tujuan utama penelitian, yaitu :
a. Eksplorasi,
b. Verifikasi,
c. Developmental,
d. Akademik/penulisan karya ilmiah.
Menurut Hadi (1986 : 3)
suatu penelitian, khususnya dalam ilmu-ilmu pengetahuan empirik bertujuan untuk
menemukan, mengembangkan atau mengkaji kebenaran suatu pengetahuan. Menemukan
berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan.
Penelitian jenis ini disebut exploratory research. Mengembangkan berarti
memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada dan penelitian ini
disebut developmental research. Sedang menguji kebenaran dilakukan jika
yang sudah ada masih atau menjadi diragukan kebenarannya, dan penelitian ini
disebut verification research.
Lebih jauh Hadi menguraikan bahwa suatu penelitian
dilakukan mungkin hanya sampai pada tahap deskriptif, atau mungkin
sampai pada taraf inferensial. Pada taraf deskriptif, peneliti hanya
semata-mata melukiskan keadaan obyek atau peristiwa tanpa suatu maksud untuk
mengambil kesimpulan-kesimpulan secara umum. Sebaliknya, jika penelitian sampai
pada taraf inferensial peneliti tidak hanya berhenti pada taraf melukiskan,
melainkan dengan keyakinan tertentu (level
of significance) peneliti mengambil kesimpulan umum dari bahan-bahan
tentang obyek penelitiannya. Kesimpulan-kesimpulan inilah yang nantinya
diharapkan dapat dijadikan dasar-dasar deduksi untuk menghadapi
persoalan-persoalan khusus atau tindakan-tindakan praktis tentang
kejadian-kejadian tertentu.
2. Peranan penelitian
Masih menurut Hasan (2002 : 17), peranan penelitian
diantaranya : Pemecahan masalah (problem solving)
a. Memberikan jawaban penelitian,
b. Mendapatkan ilmu baru,
Sedangkan menurut Daniel
(2002 : 9) penelitian perlu dilakukan walaupun biayanya relatif mahal.
Penelitian di negara-negara berkembang masih relatif sedikit karena
keterbatasan biaya dan tenaga ahli. Hasil-hasil penelitian di negara-negara
maju dapat diimpor dan diterapkan di negara-negara terbelakang atau berkembang.
Sebagai perbandingan, dana penelitian di seluruh dunia 98% dibiayai oleh
negara-negara maju dan hanya 2% dikeluarkan oleh negara-negara terbelakang atau
berkembang.
Teguh (1999 : 18) mengatakan bahwa dalam bidang
ekonomi, penelitian dapat berfungsi
sebagai jembatan yang :
a. Membantu manusia meningkatkan kemampuannya
dalam menginterpretasikan fenomena-fenomena ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat dan sekitarnya, yang bersifat
komplek dan saling terkait,
b. Mempermudah pencepatan tujuan yang
diharapkan,
c. Dapat mengatasi persoalan-persoalan ekonomi
yang dihadapi.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa penelitian sangat memegang peranan penting, baik bagi
masyarakat, pemerintah maupun dunia usaha :
a.
Sebagai
media untuk perkembangan ilmu pengetahuan, melalui penelitian ekobisma yang
dijalankan dapat ditemukan sesuatu yang baru ataupun penyempurnaan pengetahuan
yang telah ada,
b.
Membantu
persoalan kehidupan sehari-hari karena dapat diperoleh jawaban yang atas
persoalan sedang dihadapi, baik untuk pengembangan sektor usaha maupun upaya
meningkatkan pendapatan,
c.
Menunjang
kelancaran proses pembangunan ataupun kesulitan mengatasi masalah usaha,
melalui penelitian yang telah dijalankan dapat diberikan jalan keluar sehingga
dapat keluar dari krisis yang kini tengah melanda.
E. Jenis-jenis Penelitian
1. Berdasarkan hasil dan alasan yang diperoleh serta lingkup kegiatan
penelitian :
a.
Penelitian
Dasar (Basic or Fundamental Research) atau Penelitian Murni (Pure Research).
Menurut Zikmund (1996 : 7)
Basic (pure) research is a
research that is intended to expand the boundaries of knowledged itself,
concluded to verify the acceptability of a given theory.
Menurut Nawawi dan Martin (1994 : 11), penelitian murni
diselenggarakan dalam rangka memperluas dan memperdalam pengetahuan secara
teoritis, oleh karena itu disebut juga sebagai Penelitian Teoritis (Theoretical
Research). Penelitian murni banyak dilakukan dalam penyusunan skripsi, tesis
dan disertasi, walaupun tidak mustahil juga menggunakan penelitian terapan.
Penelitian murni lebih banyak digandrungi oleh para ilmuwan yang bertugas di
perguruan tinggi, pusat-pusat lembaga penelitian seperti LIPI, BPPT, NASA dan
lainnya.
Sekaran (2003 : 7)
menyebutkan penelitian yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
manager perusahaan secara mendesak disebut penelitian terapan (applied
research). Sebagai contoh, jika sebuah produk pemasarannya jelek maka
manager ingin segera meneliti untuk menemukan alasannya, sehingga dapat segera
dilakukan tindakan koreksi terhadap strategi pemasarannya. Sedangkan penelitian
murni atau dasar bertujuan untuk menghasilkan ilmu pengetahuan yang utuh (body
of knowledge) dengan cara memahami bagaimana sebuah permasalahan yang
terjadi dalam sebuah organisasi dapat dipecahkan. Sekaran mendefinisikan penelitian terapan : “Research done with
the invention of applying the results of findings to solve specific problems
currently being experienced in the organization is called applied research”.
Sedangkan penelitian dasar atau murni : “research done shiefly to enhance
the understanding of certain problems that commonly occur in an organization
setting and seek methods of solving thems
is called basic or fundamental research and also known as a pure
research”.
b.
Penelitian
Terapan (Applied Research)
Menurut Zikmund (1996 : 7),
Applied research is a research undertaken to answer question about specific
problems or to make decision about a particular course of action or policy
decisions.
Menurut Nawawi dan Martin
(1996 : 10), Penelitian terapan atau penelitian terpakai (applied research)
diselenggarakan dalam rangka mengatasi masalah nyata dalam kehidupan berupa
usaha menemukan dasar-dasar dan langkah-langkah perbaikan bagi suatu aspek
kehidupan yang dipandang perlu diperbaiki. Peneliti berusaha menemukan sisi
negatif dari aspek kehidupan yang diteliti, lalu berusaha menemukan dan
merumuskan alternatif-alternatif bagaimana cara mengatasinya. Karena penelitian
ini dimaksudkan untuk melakukan tindakan perbaikan secara praktis, maka
penelitian ini juga sering disebut sebagai Penelitian Tindakan (Action
Research) atau Penelitian Operasional (Operation Research).
Pengertian terapan dalam
Penelitian Terapan bersifat menerangkan (adverb) terhadap kata Penelitian
sehingga memberikan ciri-ciri dan batasan kegiatan penelitian yang dilakukan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian terapan adalah kegiatan ilmiah
untuk mengungkapkan gejala alam dan gejala sosial dalam kehidupan, yang
dipandang perlu diperbaiki karena memiliki berbagai kekurangan atau kelembahan,
dengan mempergunakan metode yang sistematis, teratur, tertib dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Contoh
penelitian terapan, mengapa terdapat perumahan kumuh? Mengapa banyak pedagang
kaki lima (PKL) dan sulit diatur?
Selanjutnya disebutkan oleh Nawawi (1996 : 1), ciri-ciri penelitian
terapan : (1). Kegiatannya
ilmiah, (2). Metode yang diubah harus tepat dan relevan, (3). Menggunakan
teori-teori dan pengalaman yang bersifat applied, (4). Data yang digunakan harus lengkap
dan objektif, (5). Pengolahan data baik secara kuantitatif maupun kualitatif, (6.)
Laporan harus jelas dan sistematis, dengan pola ilmiah dan objektif, rasional
dan dapat dipertanggungjawabkan, dan (7). Fokus masalahnya pada gejala alam
atau sosial yang memiliki sisi-sisi negatif untuk kesejahteraan masyarakat
luas.
Wiersma (1992 : 11)
membedakan penelitian terapan dan penelitian murni sebagai berikut : ”Basic
and Applied research are differentiated by their purpose. The primary of basic
research is the extension of knowledge, the purpose of applied research is the
solution of an immediate practical problems”. Sedangkan action reearch “is usually conducted
by teachers, administrators, or other professionals for solving a spcific
problem or for providing information for decision making at the local level“.
2. Berdasarkan
Metodelogi
Tabel
1.1. Karakteristik Penelitian
Berdasarkan Desain / Rancangan
Type Of Research
|
Characteristic
|
Qestion Asked
|
Experimental
|
At least one variable is manipulated to determine the effect of the
manipulation . Subjects are randomly assigned to experimental treatment.
|
What is the effect of the experimental variable?
|
Quasi-experimental
|
At least one variable is manipulated to determine he effect of the
manipulation.In fact naturally formed groups are used.
|
What is the effect of the experimental variable?
|
Survey
|
The incidence, relationship, and distribution of variables are
studied. Variables are not manipulated but studied as they occur in a natural
setting
|
What is the characteristic of the variables? What are the
relationships and possible effects among the variables?
|
Historical
|
A description of a past events, or facts is developed
|
What was or what happened?
|
Ethnographic
|
A holistic description of present phenomena is developed
|
What is the nature of phenomena?
|
Sumber : Wiersma (1996 : 17), Research Methods in Education, Longman Group Ltd. London, UK.
3. Berdasarkan
bidang ilmu
a. Penelitian Sosial
Penelitian yang secara khusus meneliti
bidang sosial, meliputi: ekonomi, hukum, agama, pendidikan dan sebagainya.
b. Penelitian Eksakta
Penelitian yang secara khusus meneliti
bidang sosial, meliputi: fisika, kimia, matematika, dan sebagainya.
4. Berdasarkan tempat
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan
dilakukan dimana responden atau sumber data primer maupun sekunder berada
b. Penelitian Kepustakaan (Library
Research).
Penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan literature (kepustakaan), baik berupa buku,
catatan, maupun laporan hasil penelitian terdahulu. Jika penelitian menggunakan
sumber data murni dari hasil peneliti terdahulu kemudian digunakan untuk
analisis penelitian selanjutnya, maka penelitian semacam ini disebut penelitian
dengan metode Meta Analysis.
c.
Penelitian
Laboratorium (Laboratory Research)
Penelitian
ini dilakukan di laboratorium, dan biasanya penelitian eksperimental atau
percobaan.
5. Berdasarkan teknik yang digunakan :
a.
Experimental research,
b.
Quasi-experimental,
c.
Survey research,
d.
Historical ,
e. Ethnographic.
6. Berdasarkan derajat keilmiahan
a. Penelitian Ilmiah (scientific research)
Penelitian
yang dalam pelaksanannya menggunakan kaidah-kaidah ilmiah, artinya pokok
pemikiran yang dikemukakan, disimpulkan, melalui prosedur yang sistematis
dengan menggunakan pembuktian yang meyakinkan (ilmiah). Penelitian ilmiah
didasarkan atas logika, terorganisasi, dan teliti dalam identifikasi masalah,
pengumpulan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan yang valid.
Penelitian ilmiah bukan hanya atas dasar
tebak-tebak, atau intuisi belaka. Kadar tinggi rendahnya nilai suatu penelitian
tergantung atas :
1. Kemampuannya untuk memberikan pengertian
tentang masalah yang diteliti hingga jelas, sejelas-jelasnya
2. Kemampuannya untuk meramalkan (predictive
power), artinya sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila
data yang sama ditemukan di tempat atau waktu lain.
Ciri-ciri penelitian ilmiah menurut Hasan
(2002 : 11) adalah: purposiveness, rigor, testability, replicability,
objectivity, generalizibility, prescision dan parsimony.
b. Penelitian non-ilmiah (non-scientific
research).
Penelitian non ilmiah disebut
juga penelitian non-faktawi atau karya fiktif, yaitu penelitian yang tidak
ilmiah karena tidak berdasarkan fakta yang sebenarnya. Karya non-ilmiah
biasanya sesuai dengan selera dan asumsi penulisnya. Tujuan karya tulis
non-ilmiah biasanya untuk menghibur pembaca, atau sekedar informasi yang ringan
belaka. Namun demikian, karya non-ilmiah kadang menjadi semacam karya ilmiah
yang sophisticated (canggih). Misalnya karya fiksi Back To The
Future, The Day After (Kiamat Nuklir), DARYL (Disekt Asserted Robot
Youth Life) sebuah film fiksi ilmiah tentang bocah yang diprogram dengan
komputer seperti “Spider Man” yang dapat dikategorikan sebagai karya
fiksi ilmiah (scientific fiction). Demikian juga komik, cerpen dan
sejenisnya adalah bentuk karya tulis
non-ilmiah, dan lebih cenderung mengarah ke unsur entertainment
(hiburan).
7. Berdasarkan spesifikasi ilmu
Berdasarkan spesialisasi
ilmu : Penelitian Ekonomi, Penelitian Bisnis, Penelitian Manajemen, Penelitian
Hukum, Pertanian, Kedokteran
8. Berdasarkan Metodologi yang digunakan.
a. Kualitatif
Creswell (1994 : 6)
mendifinisikan penelitian kualitatif sebagai “as an inquiry process
of undestanding a sosial or human problem, based on building a complex,
holistic picture, forms with words, repoting detailed view of informations ,
and conducted in a natural setting*
Selanjutnya definisi menurut Bogdan dan Biklen (1982 : 5) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller (1986 :
9) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung pada pengamatan pada
manusia.
Wiersma (1992 : 14) menggambarkan perbedaan
penelitian kualitatif-kuantitatif secara skematis sebagai berikut :
Table 1.2. Karakteristik Penelitian
Kualitatif-Kuantitatif
Sumber : Wiersma (1992 : 14), Research Methods in Education, Longman Group Ltd. London, UK.
b. Kuantatif
Sedangkan definisi penelitian
kuantitatif menurut Creswell (1994 : 7) adalah “an inquiry into a sosial or
human problem,based on a testing theory composed of variables, measured with
numbers, and analyzed with statistical procedures, in order to determine
whether the predictive generalizations of the theory hold true”.
Penelitian kuantitatif ingin
memecahkan permasalahan sosial atau kemanusiaan berdasarkan atas variabel yang
tersusun dari teori-teori diukur dengan satuan angka-angka kuantitatif,
dianalisis dengan prosedur statistik, untuk menentukan apakah generalisasi dari
teori-teori itu masih berlaku atau tidak.
F. Karakteristik Penelitian yang Baik
Sekaran (2003 : 22)
menyatakan ada beberapa karakteristik penelitian ilmiah yang baik, yaitu: purposiveness,
rigor, testability, replicability, precision and confidence, objectivity,
generalizability dan parsimony.
Menurut Schindler dan Cooper
(2003 : 14), “Characteristic of good research: purpose clearly defined,
rearch process details, research design thoroughly planned, high ethical
stabdrads applied, limitation frankly revealed, adequate analysis for decision
maker’s needs, findings presented un-ambiguously, conclusions justified and
researcher’s experience reflected”. Kriteria penelitian yang baik menurut
Schindler dan Cooper dapat dilihat pada Table 1.3. di bawah ini.
Tabel 1.3.
Karakteristik dan Aktivitas Penelitian yang Baik.
No
|
Karakteristik
|
Aktivitas Penelitian Yang Baik
|
1
|
Purpose
clearly
defined
|
|
2
|
Research
process
details,
|
|
3
|
Research
design thoroughly
planned,
|
·
Eksplorasi prosedur dengan konstruk yang terdefinisikan
dengan jelas
·
Sample harus didefinisikan dengan jelas serta
metodologi pengambilan sample yang jelas
·
Prosedur koleksi data juga harus dijelaskan secara detail
|
4
|
High ethical
standards
applied,
|
· Rekomendasi jangan keluar dari skope
penelitian
· Menjaga partisipasi responden tetap aktif
· Sebutkan keterbatasan
metodologi yang adal
|
5
|
Limitation
frankly revealed,
|
· Jelaskan dan bandingkan prosedur yang
ideal dengan kenyataan yang dihadapi.
· Jelaskan dan bandingkan sampling
teknik yang ideal dengan kenyataan yang dihadapi
· Kesimpulan dan Implikasi kebijakan yang
dibuat harus
dijelaskan secara detail metodologi pengambilan sample yang jelas
|
6
|
Adequate
analysis for decision maker’s needs,
|
Penemuan
dijelaskan berdasarkan pada hasil pengumpulan instrumen penelitian
|
7
|
Findings
presented un-ambiguously,
|
·
Penemuan dipaparkan secara jelas dalam grafik, diagram atau gambar.
·
Penemuan secara logis disampaikan untuk membantu
manajer mengambil keputusan
·
Ringkaan hasil penelitian dibuat secara ringkas
dan jelas
·
Daftar Isi sesuai dengan isi yang sebenarnya
|
8
|
Conclusions
justified
|
Keputusandibuat
sesuai dengan penemuan yang objektif
|
9
|
Researcher’s
experience reflected
|
Peneliti
memasukan pengalaman dalam laporan yang dibuat
|
Sumber
: Schindler
and Cooper ( 2003 : 15), Exhibit 1-1, What Action Guarantee Good Research?,
Business Research Method. Irwin, NewYork.
Wiersma (1992 : 3) menuliskan
beberapa karakteristik penelitian yang baik, yaitu : research should be
empirical, research should be
sistematic, research should be valid, research should be reliable, research can
take a varity of forms.
Dari berbagai pendapat
seperti Hasan (2002 : 16), Sugiyono (2001 : 23), Suparmoko (1999 : 4), Sekaran
(2003 : 22), Menurut Schindler dan Cooper (2003 : 14) serta Emory dan Cooper (1996
: 12) dapat disimpulkan bahwa
karakteristik penelitian bisnis yang baik harus memeliki hal-hal sebegai
berkut :
1.
Clear
and Specific Purposes.
Masalah dan tujuan penelitian harus dirumuskan dengan betul, jelas dan spesifik
sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran. Masalah yang diteliti harus
betul-betul sebagai masalah, sehingga data yang terkumpul dalam penelitian itu dapat digunakan untuk
memecahkan masalah di bidang bisnis. Rumusan masalah dan tujuan yang betul dan
jelas, penelitian akan lebih terarah sehingga penelitian akan lebih efisien dan
pasti.
2.
Exactitude
atau Rigor. Dilakukan
dengan hati-hati, cermat dan teliti,
3.
Empirical
atau testability, artinya
hasil penelitian dapat diuji dan dikaji kebenarannya,
4.
Replicability. Prosedur penelitian perlu dijabarkan
secara rinci, sehingga orang lain dapat memahami, dapat melaksanakan penelitian
tersebut dan dapat mengulanginya tanpa harus berkonsultasi dengan
penelitinya.
5.
Precision
and confidence. Jika
dihubungkan dengan populasi dan sample, maka penelitian itu memiliki ketepatan
atau akurasi dan keyakinan yang tinggi.
6.
Valid,
reliable and objective.
Prosedur penelitian harus dibuat dengan sangat teliti dan hati-hati sehingga
dapat menghasilkan data penelitian yang valid, reliable dan objektif.
7.
Complete
report. Laporan harus
ditulis lengkap, sistematis sesuai dengan prosedur rancangan serta mampu
memberikan saran-saran untuk memecahkan masalah berdasarkan temuan yang ada.
8.
Generalizability. Analisis data harus dijelaskan dengan
tepat, mengapa metode analisis tersebut digunakan sehingga mampu membuat
generalisasi hasil penelitian.
9.
Objectives. Setiap kesimpulan yang diberikan harus
berdasarkan data penelitian, jangan membuat kesimpulan berdasarkan anggapan
atau pendapat sendiri. Kesimpulan jangan dibuat seolah-olah jatuh dari langit
begitu saja.
10. Parsimony. Penelitian harus bersifat hemat, baik yang ditulis
maupun pelaksanaannya. Untuk dapat berlaku hemat, maka peneliti harus
berwawasan luas, memiliki banyak pengetahuan tentang penelitian (metodologi dan
dapat menggabungkan dari beberapa metode agar efektif. Konsep ini dalam bahasa
jepang disebut “keiritzu”.
11. Consistency. Baik kata maupun ungkapan istilah penelitian harus
selalu sama. Misalkan peneliti telah memilih untuk menggunakan kata “riset”,
maka seluruh bagian penelitian dimulai dari proposal sampai dengan laporan
hasil penelitian juga harus digunakan istilah “riset”, jangan berganti-ganti
dengan kata “penelitian”. Sekali digunakan kata “riset”, selamanya digunakan
kata ”riset”. Konsistensi juga harus diberlakukan terhadap pemilihan topik
serta metode dan kesimpulan penelitian. Dalam penelitian yang baik selalu
terdapat hubungan yang konsisten atau adanya benang merah (red-line)
antara topik, metode, dan kesimpulan penelitian.
12. Coherency. Dalam penelitian harus terdapat hubungan yang jalin
menjalin (saling mengisi seperti anyaman sebuah kain tenun) antara bagian yang
satu dengan bagian lainnya.
13. Integrity. Hasil penelitian akan lebih dipercaya bila tingkat
pengetahuan, reputasi dan integritas peneliti cukup baik.